MENGENAI SAYA (SALAM KENAL, SALAM ANGKON, KHIK SALAM KEMUAKHIAN)

Foto saya
Bandar Lampung, Lampung, Indonesia
Nurwan dilahirkan di Pekon Kebuayan Kecamatan Karya Penggawa Krui Pesisir Barat pada tanggal 16 Januari 1988. Merupakan anak pertama dari empat bersaudara (kakak dari Rika Diana, Laila Roza dan Azmi Fikron) anak pertama dari pasangan Bak Zuandi bin M. Nuh dan Mak Nurbaiti binti M. Samman. Merupakan salah satu keturunan dari Paksi Buay Bejalan Diway yang turun dan menetap serta menurunkan Jurai Radin Bangsawan dan Djagakoe di Pekon Perpasaan Way Nukak Krui Pesisir Barat.

Jumat, 14 Juli 2017

MATA

dimata bening itu aku bercermin akan indahnya masa depan.. dimata indah itu aku berharap kebahagiaan..

Kamis, 18 Juli 2013

TESUNDOM MIWANG NGEJALANG DI PENJULANG PUASA

oleh: Paja Fc Pelita Jaya



Puasa luwot kudo Mak..?
Udina...
Firdaus nyuakha. 
Ngalun di usung angin nyapang lawok khik gunung.
Mios, ngelasuh Maya sai ngelakkut khakhebukni kemakhau.
Udina wui Firdaus nyuakha.

Khatong jak bulan ngekhuting-khuting Hati,
Hati sai khadu khikat puluk Jahannam.
Kuca, kuca sai kukhasa.



Gung..! Gung..! Gung..!

Bunyini api udi puakhi?

Sassah apikik geduk asakh.
Betawok tawok suakhani jak tengah pekon.

Mekakhas, magas hulu Hati.

Jajjauan, lagi dacok kudo nyak nyebut Istikhfar.


Gumm...!!!
Bunyini api udi?
Humbak mecoh apikik tebeh.
Bugehasa, tabinta pekhang dunia.
Nyimbin, kidang nyimbin dipa.
Kacah kacah.
Sabda Alam, hampekh nyani takhu jantungku ngadegub.

Haga nyak tegakh kicok.
Muloh waktu mak pandai api api.
Muloh waktu mak saibudah kintu miwang kik mak di gukhah sawokh.
Muloh waktu khiang menok tian genui genui Sembahyang tekhaweh.
Muloh waktu gekhing ngawil pakai gulai kak buka puasa.

Mahili do niku way.
Hanyutko sunyin kheba sinji.
Tagan, tagan nyak sampai tehimpokh nuntong gimbakmu.
Adu jawoh lapahan nyesui hilianmu.
Kidang pagun.
Pagun mak dacok kubaca ayat ayat sai ditiakko jak awan sai halom.

Mak..
Ajo anakmu dija miwang.
Ngebiti kahut sai du bekhuhko,
jadi titian hatiku nyebekhang mik zaman sinji.
Bak..
Ajo anakmu miwang dija.
Mehais hitingmu mehili di tengah khani,
jadi tukkokni badanku cuccok di jagad sinji.
Malemoh hati 29 hakhi,
injuk pak khadu mejong ngehadap nisan kutti khua.
Mak.. anakmu ngadu.
Bak.. durhaka anakmu.

Udina...
Sanak sanak mak bedusa bunyanyi.
Khiang nihan jak tengah pekon.
Nyanyian kehangguman bulan buganti.
Mak ubah nyanyian suci sekhibu Bidadari
Zikir Alam, Ruh bugekhak.
Zohir minjak ngebasuh culuk khik pudak.

Jumat, 29 Maret 2013

Peninggalan





            




       


KESEPAKATAN "HIPPUN SAI BATIN PAKSI PAK SKALA BRAK"








Bismillahirrohmannirrohim,

Kekinian adalah sejarah yang berjalan.
Berkat rahmat Allah SWT serta didorong oleh rasa tanggung jawab  sebagai pewaris Kerajaan Adat Paksi Pak Sekala Brakyang diyakini sebagai asal usul suku bangsa Lampung serta cikal bakal peradaban di tanah Lampung, oleh sebab itu kami para “Sai Batin” Paksi Pak Sekala Brak terpanggil untuk memelihara, dan menjaga kearifan lokal serta melestarikan adat dan budaya “Sai Batin” khususnya tradisi Kerajaan Adat Paksi Pak Sekala Brak sejak dahulu kala sebagai bagian dari khasanah adat dan budaya yang tergabung dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pada hari ini Sabtu tanggal delapan Desember tahun Dua ribu dua belas (8-12-2012) bertempat di ruang Margasana “Gedung Dalom”  Kepaksian Pernong kami “Sai Batin” Raja Adat Kerajaan Adat Paksi Pak Sekala Brak Lampung melakukan “HIPPUN SAI BATIN PAKSI” (Musyawarah Agung para Sultan Kerajaan Adat Paksi Pak Sekala Brak) yang masing-masing kami hadir secara fisik yaitu :


1.   “Sai Batin” Kepaksian Pernong, Drs. Pangeran Edward Syah Pernong, SH.MH. gelar Sultan Sekala Brak Yang Dipertuan Ke-XXIII

2.   “Sai Batin” Kepaksian Nyerupa,  Drs. Salman Parsi gelar Sultan Piekulun Jayadiningrat

3.   “Sai Batin” Kepaksian Belunguh, Yanuar Firmansyah gelar Sultan Junjungan Sakti.

4.   “Sai Batin” Kepaksian Bejalan Diway,  Selayar Akbar, SE.Akt gelar Sultan Jayakesuma ke-IV.

Adapun keputusan yang dapat kami sepakati pada “Hippun Sai Batin Paksi” tersebut kami tuangkan dalam tujuh butir kesepakatan yang kami beri nama : “Kesepakatan Hippun Sai Batin Paksi” sebagai berikut :


I.   Bahwa Kerajaan Adat Paksi Pak Sekala Brak menganut sistim “BERSATU TIDAK BERSEKUTU dan BERPISAH TIDAK BERCERAI” yang mana Kerajaan Adat Paksi Pak Sekala Brak merupakan satu Kerajaan yang diperintah oleh keturunan empat orang bersaudara yaitu :
1.1.     Kepaksian PERNONG dengan ibu negeri Batu Brak

1.2.     Kepaksian NYERUPA dengan ibu negeri Sukau

1.3.     Kepaksian BELUNGUH dengan ibu negeri Kenali

1.4.     Kepaksian BEJALAN DIWAY dengan ibu negeri Kembahang

Masing-masing Kepaksian mempunyai kekuasaan, wilayah dan masyarakat adatnya sendiri-sendiri dan mempunyai kedudukan kebangsawanan yang sederajat tidak ada lebih antara satu  Kepaksian dengan Kepaksian lain.

Adapun sebutan untuk struktur Kerajaan Paksi masing-masing disebut Kepaksian, sedangkan Buay atau Kebuayan adalah sebutan untuk menunjukkan garis keturunan.

Bahwa kami “Sai Batin” Kerajaan Adat Paksi Pak Sekala Brak menyatakan terlarang dan melanggar adat bagi salah satu Paksi yang menyatakan dirinya lebih tua karena keturunan Paksi Pak Sekala Brak ini adalah keturunan penakluk suku tumi yang setelah merebut Sekala Brak meneruskan dengan Kerajaan Adat Paksi Pak Sekala Brak yang antar Paksi satu sama lain mempunyai kedudukan dan derajat yang sama.

II.   Bahwa kami para “Sai Batin” senantiasa akan mengeluarkan Statement yang sama tidak berbeda antara satu dengan yang lainnya baik dalam menyikapi tentang tata-titi keadatan maupun dalam menyikapi dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara.

III. Bahwa kami para “Sai Batin” tidak boleh mengklaim terhadap Marga yang telah berdiri dan diakui keberadaannya oleh seluruh Paksi Pak secara turun temurun, contoh seperti Marga Liwa yang keberadaannya telah diakui oleh seluruh Paksi dalam Kerajaan Adat Paksi Pak Sekala Brak.



IV. Bahwa kami para “Sai Batin” berkomitment untuk mempertahankan tujuh jenjang Kebangsawanan dalam adat “Sai Batin” Paksi Pak Sekala Brak yaitu :

4.1.     Sultan/Pangeran/Dalom

4.2.     Raja/Depati

4.3.     Batin

4.4.     Radin

4.5.     Minak

4.6.     Kimas

4.7.     Mas

Hanya Saibatin Paksi lah yang bergelar Sultan, Pangeran dan Dalom melekat pada diri “Sai Batin” dan tidak dapat dilimpahkan kepada siapapun juga kecuali kepada “Sai Batin” Marga yang telah mempunyai wilayah dan Masyarakat Adat tersendiri dan telah diakui oleh “Sai Batin” Paksi Pak Sekala Brak.

VI.    Bahwa kami para “Sai Batin” akan menjaga hal-hal yang menurut Adat menjadi hak mutlak “Sai Batin” Paksi  (“Sai mak dapok nitimbang Paksi”) antara lain :

6.1. “Petutukhan” (Panggilan adat) Peniakan Dalom Beliau tidak boleh dipakai oleh siapapun selain dari “Sai Batin” Paksi Pak Sekala Brak

6.2. “Kawik Buttokh” (bentuk atap/bubungan) seperti contoh yang terpasang pada “pemugungan Gedung Dalom” Kepaksian Pernong.

6.3.  Lambang Paksi Pak Sekala Brak “Cambai Mak Bejunjungan” sebagai Lambang milik daripada 4 Paksi tersebut yang mempunyai falsafah bahwa kerajaan Adat Paksi Pak Sekala Brak dapat berdiri tegak kokoh dan kuat walaupun tidak dibantu oleh unsur-unsur lain, pihak lain ataupun komunitas lain karena karakter nilai dasar dari empat Kepaksian : Kekayaan dipegang oleh keturunan Umpu Belunguh, keberanian dipegang oleh keturunan Umpu Bejalan Diway, Kelihaian dan Kecerdikan dipegang oleh Umpu Pernong dan Hamba Rakyat yang banyak yang tersebar menjadi simbol kebesaran Kepaksian Nyerupa, itulah makna daripada “Cambai Mak Bejunjungan”

6.4. Gelar/Adok Sultan hanya milik Sai Batin Paksi Pak Sekala Brak sedangkan untuk Sai Batin Marga dan Saibatin Kebandakhan menggunakan gelar Suntan/Suttan atau Pangeran atau Dalom.

VII.  Bahwa kami para “Sai Batin” sepakat menyeragamkan pakaian yang melekat di badan sebagai pakaian Keagungan “Sai Batin” Paksi Pak Sekala Brak, baik dipakai secara bersama-sama ataupun sendiri-sendiri oleh kami para “Sai Batin” Paksi Pak Sekala Brak antara lain :

7.1.     Tukkus berbelalai tidak berekor

7.2.     Kain serong gantung disebelah kiri

7.3.     Pusaka/”Pemanohan” Paksi

7.4.     Lencana Paksi Pak Sekala Brak dan lencana Kesultanan

Kami menyepakati bahwa Ratu Ngegalang Paksi adalah Ayah dari Paksi Pak Sekala Brak, Ratu Mamelar Paksi adalah Kakek dari Paksi Pak Sekala Brak dan Paksi Pak menyatakan merupakan keturunan yang dulu lurus dari Sultan Zulkarnain yang berasal dari Kerajaan Pasai.

Pepadun Melasa Kepappang adalah hak milik Paksi Pak secara bersama dan bukan milik salah satu Paksi yang pada kesepakatan dan persetujuan empat Paksi selama ini dititipkan di Gedung Dalom Kepaksian Belunguh.

Selanjutnya kami para Sai Batin Paksi Pak Sekala Brak menyepakati pula lambang-lambang keagungan dan kebersamaan Perdana Menteri dan Para Pemapah Dalom di Kerajaan Adat Paksi Pak Sekala Brak.

Kesepakatan ini dibuat, untuk disosialisasikan kepada seluruh komunitas Kerajaan Adat Paksi Pak Sekala Brak dimanapun berada guna dipatuhi dan dilaksanakan sebagaimana mestinya.

PENCARIAN

LAMBANG PAKSI BEJALAN DIWAY

LAMBANG PAKSI BEJALAN DIWAY
PEKON PERPASAN (WAY NUKAK) KRUI PESISIR BARAT