Adapun bunyi dari falsafah tersebut adalah
sebagai berikut:
“
Tandani Ulun Lampung Wat Piil-Pusanggikhi;
Mulia Heno Sehitung Wat Liom Khega
Dikhi;
Juluq-Adoq Kham Pegung, Nemui-Nyimah Muakhi;
Nengah-Nyampokh Mak Ngungkung, Sakai-Sambayan Gawi.”
Juluq-Adoq Kham Pegung, Nemui-Nyimah Muakhi;
Nengah-Nyampokh Mak Ngungkung, Sakai-Sambayan Gawi.”
Falsafah Hidup Ulun Lampung
diilustrasikan dengan lima bunga penghias Sigokh pada lambang Propinsi Lampung.
Menurut kitab Kuntara Raja Niti, Ulun Lampung haruslah memiliki Lima Falsafah
Hidup:
- Pill-Pusanggikhi (malu melakukan pekerjaan hina menurut agama serta memiliki harga diri),
- Juluq-Adoq (mempunyai kepribadian sesuai dengan gelar adat yang disandangnya),
- Nemui-Nyimah (saling mengunjungi untuk bersilaturahmi, selalu mempererat persaudaraan serta ramah menerima tamu),
- Nengah-Nyampokh (aktif dalam pergaulan bermasyarakat dan tidak individualistis),
- Sakai-Sambayan (gotong-royong dan saling membantu dengan anggota masyarakat lainnya).
Tujuh
Pedoman Hidup Ulun Lampung:
- Berani menghadapi tantangan: mak nyekhai ki mak kakhai, mak nyedokh ki mak badokh.
- Teguh pendirian: khatong banjikh mak kisikh, ratong bakhak mak kikhak.
- Tekun dalam meraih cita-cita: asal mak lesa tilah ya pegai, asal mak jekha tilah ya kelai.
- Memahami anggota masyarakat yang kehendaknya tidak sama: pak huma pak sapu, pak jelma pak semapu, sepuluh pandai sebelas ngulih-ulih, sepuluh tawai sebelas milih-pilih.
- Hasil yang kita peroleh tergantung usaha yang kita lakukan: wat andah wat padah, khapa ulah khaya ulih.
- Mengutamakan persatuan dan kekompakan: dang langkang dang nyapang, makhi pekon mak khanggang, dang pungah dang lucah, makhi pekon mak belah.
- Arif dan bijaksana dalam memecahkan masalah: way ni dang khubok, iwa ni dapok.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar